Eka Suprianto Balalio
Apa saja yang anda cari ada disini
Entri Populer
-
GAGAL JANTUNG KONGESTIF ( CHF ) A. Definisi GAGAL JANTUNG KONGESTIF ( CHF ) Gagal jantung Kongsetif ad...
-
100 Kata Bijak dalam Lagu Iwan Fals 1.“Berhentilah jangan salah gunakan, kehebatan ilmu pengetahuan untuk menghancurkan” (Puing – album ...
-
Hasil Penelitian FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PASIEN PENYAKI...
-
nama : eka suprianto.b TTL : LUWUK,9 APRIL 1991 STATUS HUBUNGAN : MENIKAH DENGAN WAHYUNIARSI ALAMAT EMAIL : YUNHIEKA@Y...
-
Stroke adalah ancaman penyakit yang mengerikan karena prosesnya bisa berlangsung cepat. Jika tidak cepat tertolong bisa berisiko kematian,...
-
Sifat Seksual Wanita Lihat Dari Buah Kesukaannya Share Anda suka buah?bagaimana pasangan Anda(wanita)? Ternyata buah dapat menent...
-
Trik menghipnotis CEWEK ( mohon jangan disalahgunakan ) Berdoalah dahulu sebelum melancarkan aksi hipnotis agar tidak disesatkan setan. ...
Jumat, 17 Mei 2013
Jumat, 15 Maret 2013
Fakta Unik Nomor Punggung Sepakbola
Asal Usul
Nomor
punggung pertama kali digunakan pada tanggal 25 Agustus 1928 oleh
Arsenal dan Chelsea saat bertanding melawan The Wednesday (Sheffield
Wednesday) dan Swansea Town.
Penggunaan
pada saat itu tidak seperti sekarang ini, pada masa itu pemain Starting
Lineup akan mendapatkan nomor punggung 1 sampai 11 sedangkan nomor 12
dan seterusnya adalah milik pemain pengganti. Dimana nomor 13 tidak
digunakan karena dianggap pembawa sial. Selain sesuai dengan metode
diatas ada juga yang memberikan nomor punggung secara abjad nama pemain
seperti yang diperkenalkan oleh Timnas Argentina di Piala Dunia 1978 dan
1982. Kamu bisa baca sejarah lengkapnya disini.
Sekarang
pemberian nomor punggung lebih dititik beratkan pada aturan-aturan yang
tidak tertulis dikarenakan digunakan oleh banyak klub-klub maupun
timnas baik itu sesuai dengan posisi pemain dimana seorang kiper utama
akan mendapat nomor 1 dan bek mendapat nomor diantara 2 sampai 5 dan
sebagainya, nomor punggung juga disesuaikan dengan ciri khas yang
dimiliki nomor tersebut semisal nomor 7 di Manchester United adalah
untuk pemain yang memiliki skill paling mumpuni atau nomor 9 di AC Milan
yang identik dengan Penyerang Handal (penyerang Oportunis). Namun nomor
punggung dapat juga dipilih pemain sebagai ciri khas dari pemain itu
sendiri seperti El Shaarawy yang menggunakan nomor 92 sebagai tanda
bahwa ia lahir ditahun 1992 atau Firman Utina yang lahir tanggal 15
menggunakan nomor 15 baik di klub maupun timnas.
Fakta Unik
Tidak
dapat dipungkiri telah terdapat standar yang tertanam bagi tiap tim
bahwa nomor punggung hanyalah boleh 2 digit yaitu dari 1 sampai 99.
Namun ada pula fakta unik tentang nomor punggung seperti dibawah ini:
1. Ivan Luis Zamorano 1+8 (Inter Milan)
Ivan Zamorano selalu menggunakan nomor punggung kesayangannya yaitu 9. Tapi semua berubah ketika Luiz Nazario De lima Ronaldo atau Ronaldo datang dari Barcelona, pasalnya Ronaldo hanya mau menggunakan nomor punggung 9 juga seperti di Timnas Brazil, akhirnya Zamorano memberikan nomor punggung 9 kepada Ronaldo dan dia menggunakan nomor 18, tapi dia tidak kehabisan akal, dia menambahkan tanda plus "+" di antara angka 1 dan 8
2. Gabriel Omar Batistuta 18 (As Roma)
Kasus
Batigol (sapaan akrab Batistuta) sama dengan Ivan Zamorano, ketika
Batistuta datang ke As Roma dia menginginkan nomor punggung 9, tapi
nomor 9 sudah ada yang punya, yaitu Montella. Sempat terjadi
perselisihan antara kedua pemain itu sampai-sampai Francesco Totti sang
kapten menawarkan nomor punggungnya yaitu 10 kepada kedua pemain itu,
tapi mereka menolak. Akhirnya Batistuta mengambil langkah bijaksana
dengan memilih nomor 18 yang jika di jumlahkan nomor 1 dan 8 menjadi 9.
3. Lupatelli 10 (Chievo)
3. Lupatelli 10 (Chievo)
Biasanya rata-rata nomor punggung seorang kiper adalah 1 atau 12 ke atas, tapi tidak dengan kiper berkepala botak ini, dia memakai nomor punggung 10 yang biasanya di pakai oleh seorang penyerang atau gelandang.
4. Gianluigi Buffon 88 (Juventus)
Tahukan kamu kalo Gianluigi Buffon pernah memakai nomor punggung 88 yang kontroversial di Juventus? di sebut kontroversial karena dalam abjad huruf kedelapan adalah huruf "H" jadi jika di gabung menjadi HH, singkatan dari Hail Hitler.
Dan Inilah Yang Paling Aneh :
5. Vidosic 101 (Australia)
6. Thomas Michael OAR 121 (Australia)
7. Mattew Allan Kemp 118 (Australia)
8. Hicham Zerouali 0 (Abeerdeen FC)
7. Mattew Allan Kemp 118 (Australia)
8. Hicham Zerouali 0 (Abeerdeen FC)
Hicham Zerouali diijinkan memakai nomor punggung 0 saat membela klub Aberdeen FC di Liga Premier Skotlandia. Tak heran para fan memberi julukan pada Hicham sebagai “Zero.” Pemain timnas Maroko ini telah meninggal karena kecelakaan mobil.
Inilah 7 Orang di Sepakbola dengan Takhayul Uniknya
Orang
Indonesia tentunya tidak dapat dipisahkan dengan takhayul. Memang
takhayul ataupun kepercayaan akan sesuatu yang gaib telah menjadi budaya
di negeri dengan berjuta penduduk. Namun bagaimanakah 7 orang yang
bergulat di sepakbola modern di Eropa sana bisa percaya dengan takhayul?
Simak 7 takhayul dalam sejarah sepak bola yang disusun oleh wartawan Mirror Jack Noble dan Oly Middleton.
1. Gary Lineker
Mantan ujung tombak Inggris ini tidak pernah menendang bola ke gawang saat pemanasan menjelang pertandingan. Alasannya, khawatir semua tendangan bagusnya terbuang saat pemanasan.
2. John Terry
Kapten Chelsea ini mengaku punya sekitar 50 takhayul. Di antaranya, mendengarkan CD Usher yang sama, memakai tempat kencing yang sama di Stamford Bridge, dan duduk di kursi yang sama di bus tim. Terry juga mengklaim menggunakan pelindung betis(shinpad) yang sama sepanjang kariernya sebelum menggantinya setelah pertandingan Liga Champions pada 2005. “Pelindung betis tersebut membuat saya tampil seperti saat ini,” kata Terry.
3. Roy Hodgson
Bos West Bromwich Albion ini mengaku saat timnya meraih kemenangan beruntun, ia bakal menggunakan pakaian yang sama mulai dari kaos kaki sampai celana dalam untuk pertandingan berikutnya.
4. David James
Kiper Inggris ini mengaku puasa bicara dengan semua orang sebelum pertandingan dimulai. Ia juga menunggu tempat buang kencing kosong, lalu masuk dan meludah di dinding.
5. Bobby Moore
Kapten tim nasional Inggris yang menjuarai Piala Dunia 1966 ini tidak pernah memakai celana pendeknya sampai pemain lain memakainya. Bekas rekan setim Moore, Martin Peters, pernah menjahili Moore. Peters sempat melepas lagi celananya sehingga Moore mengikutinya. Setelah itu, Moore pun sabar menanti Peters mengenakan celananya lagi.
6. Malvin Kamara
Mantan penyerang Huddersfield Kamara selalu menonton Willy Wonka and Chocolate Factory untuk bisa menimbulkan gairah bermain.
7. Romeo Anconetani
Mantan Presiden Pisa ini punya kebiasaan khusus. Sebelum pertandingan, ia selalu melempar garam ke lapangan. Semakin besar pertandingannya, semakin banyak garam yang ditaburkan. Bahkan, dalam pertandingan melawan seteru berat Pisa, Cesena, Anconetani menggelontorkan 26 kilogram garam ke lapangan.
Mantan ujung tombak Inggris ini tidak pernah menendang bola ke gawang saat pemanasan menjelang pertandingan. Alasannya, khawatir semua tendangan bagusnya terbuang saat pemanasan.
2. John Terry
Kapten Chelsea ini mengaku punya sekitar 50 takhayul. Di antaranya, mendengarkan CD Usher yang sama, memakai tempat kencing yang sama di Stamford Bridge, dan duduk di kursi yang sama di bus tim. Terry juga mengklaim menggunakan pelindung betis(shinpad) yang sama sepanjang kariernya sebelum menggantinya setelah pertandingan Liga Champions pada 2005. “Pelindung betis tersebut membuat saya tampil seperti saat ini,” kata Terry.
3. Roy Hodgson
Bos West Bromwich Albion ini mengaku saat timnya meraih kemenangan beruntun, ia bakal menggunakan pakaian yang sama mulai dari kaos kaki sampai celana dalam untuk pertandingan berikutnya.
4. David James
Kiper Inggris ini mengaku puasa bicara dengan semua orang sebelum pertandingan dimulai. Ia juga menunggu tempat buang kencing kosong, lalu masuk dan meludah di dinding.
5. Bobby Moore
Kapten tim nasional Inggris yang menjuarai Piala Dunia 1966 ini tidak pernah memakai celana pendeknya sampai pemain lain memakainya. Bekas rekan setim Moore, Martin Peters, pernah menjahili Moore. Peters sempat melepas lagi celananya sehingga Moore mengikutinya. Setelah itu, Moore pun sabar menanti Peters mengenakan celananya lagi.
6. Malvin Kamara
Mantan penyerang Huddersfield Kamara selalu menonton Willy Wonka and Chocolate Factory untuk bisa menimbulkan gairah bermain.
7. Romeo Anconetani
Mantan Presiden Pisa ini punya kebiasaan khusus. Sebelum pertandingan, ia selalu melempar garam ke lapangan. Semakin besar pertandingannya, semakin banyak garam yang ditaburkan. Bahkan, dalam pertandingan melawan seteru berat Pisa, Cesena, Anconetani menggelontorkan 26 kilogram garam ke lapangan.
9 Klub Jawara Eropa Yang Terlupakan
9 Klub Jawara Eropa Yang Terlupakan
Membicarakan tentang liga-liga Eropa
tentunya kita tidak bisa lepas dengan klub-klub yang memiliki nama besar
dan jumlah fans yang banyak di seluruh dunia. Itu tidak dapat
dipungkiri karena liga-liga di daratan Eropa merupakan liga-liga terbaik
dunia yang dihuni juga oleh klub-klub terbaik dunia. Saya bisa sebutkan
semacam Real Madrid dan seterunya Barcelona di Spanyol, Manchester
United bersama The Big Four di Inggris, AC Milan bersama Inter dan
Juventus di Itali, Munchen di Jerman dan lain-lainnya.
Nama besar dari klub-klub tersebut
didapatkan dari prestasi dan reputasinya dalam keikutsertaannya di liga
domestik maupun kontes liga antar klub-klub Eropa. Yang menjadi salah
satu parameternya adalah Liga Champion Eropa dimana tempat
berkompetisinya para juara dari liga domestik ditiap negara Eropa.
Pemegang rekor sebagai pengoleksi gelar terbanyak masih dipegang oleh
Real Madrid dengan 9 gelar dibuntuti AC Milan dengan 7 gelar dan
Liverpool dengan 5 gelar. Ketiga nama klub tersebut tentunya tidak asing
lagi. Namun tahukah kamu ada beberapa klub yang pernah menjadi Juara
Champion Eropa yang kini namanya telah meredup dan ada telah nyaris
tenggelam alias terlupakan. Inilah daftar klub jawara Eropa yang
terlupakan:
9. Red Star Belgrade (Nama Asli: Club Crvena Zvezda Fudbalski)
Klub
sepak bola yang berasal dari Bergrade, Serbia ini pernah sekali
menjuarai Liga Champion Eropa di musim kompetisi 1990-1991 dengan
mengalahkan Olympique de Marseille lewat adu penalti yang berkesudahan
5-3 dimana pada babak-babak sebelumnya bermain imbang 0-0. Pertandingan
Final ini dilangsungkan di Stadio San Nicola, Bari dengan jumlah penonton sebanyak 56.000 orang.
Red Star Belgrade merupakan klub tersukses di Serbia, dengan rekor 25
kali juara liga dan 24 kali juara piala liga Serbia (dan Yugoslavia).
Mereka adalah satu-satunya klub Serbia yang pernah memenangkan Liga
Champions Eropa dan satu-satunya
tim dari Balkan dan Eropa Timur yang pernah memenangkan Piala
Intercontinental (1991). Sehingga menjadi klub tersukses di Eropa
Timur karena menjadi satu-satunya klub yang memenangkan juara Eropa dan
Dunia.
8. Aston Villa (Nama lengkap : Aston Villa Football Club)
Klub
dari daratan Inggris Raya ini tentunya tidak asing bagi kamu. Tapi dari
kamu semua pasti tidak akan menyangka bahwa klub yang bukan merupakan the big four
Premier League dimasa sekarang ini pernah memenangi Liga Champion
sebanyak sekali pada musim kompetisi 1981-1982 dengan mengalahkan klub
raksasa Jerman Bayern Muenchen dengan skor tipis 1-0 di Stadion De Kuip, Rotterdam.
Namun menilik dari sejarah, klub yang bermarkas di kota Birmingham ini merupakan salah satu klub sepak bola tertua dan paling sukses di Inggris, setelah
tujuh kali menjuarai Divisi Utama Liga Inggris (kini bernama
Premier League) dan tujuh kali Piala FA. Bersama Chelsea, Aston Villa memiliki jumlah penghargaan terbanyak
keempat yang dimenangkan oleh klub Inggris, yaitu sebanyak 20 gelar.
Villa hanya kalah jumlah raihan gelar dari Liverpool (41 gelar),
Manchester United (38 gelar), dan Arsenal (27 gelar).
7. Feyenoord (Nama lengkap: Feyenoord Rotterdam)
Klub
yang berasal dari Rotterdam, Belanda ini pernah sekali memenangi Liga
Champion di musim 1969-1970 dengan mengalahkan Celtic di Final yang
dilaksanakan di Stadion San Siro, Milan.
Feyenoord merupakan salah satu dari 4
klub yang tidak pernah terdegradasi di Liga Belanda bersama Ajax
Amsterdam, PSV Eindhoven dan FC Utrecht yang secara hitoris mendominasi
Liga Belanda bersama klub kedua dan ketiga yang saya sebutkan tadi.
Feyenoord juga pernah satu kali menjuarai Piala Intercontonental, dan dua piala UEFA, yang menjadikannya
salah satu klub paling sukses Belanda. Sayangnya, saat ini prestasi
klub ini mulai menurun. Dominasinya sebagai The Big Three di Liga
Belanda mulai digantikan oleh AZ Alkmaar dan FC Twente, yang tampil
stabil dalam beberapa musim terakhir.
6. Olympique de Marseille
Klub
yang bermarkas di Marseille, Prancis ini pernah satu kali menjuarai
Liga Champion pada musim 1992-1993 dengan mengalahkan AC Milan 1-0 di Olympiastadion, Munich yang saat itu disaksikan oleh 64,400 dan pernah satu kali menjadi runner-up pada musim 1990-1991 setelah dikalah oleh Red Star Belgrade.
Pada tahun 1993, Olympique
de Marseille merupakan klub yang pertama dan satu-satunya klub Prancis
yang memenangi Liga Champion. Namun di tahun 1994, klub ini terdegradasi
dikarenakan skandal penyogokan sehingga menyebabkan kehilangan tropi
domestiknya namun tidak kehilangan gelar Juara Champion Eropa.
5. Steaua Bucuresti (Nama lengkap: Fotbal Club Steaua București)
Klub
ini yang berbasis di Bucharest, Rumania ini dulunya dikenal sebagai
Klub Olahraga Tentara Rumania (the Romanian Army sports club) dimana
divisi sepak bolanya memisahkan diri di tahun 1998. Klub ini memiliki
prestasi yang sama dengan Olympique de Marseille
di Liga Champion dengan sekali menjadi juara dan sekali runner-up.
Dimana klub ini menjuarai Liga Champion ini di musim 1985-1986 setelah
mengalahkan Barcelona lewat adu penalti yang berkesudahan 2-0 di Estadio
Ramón Sánchez Pizjuán, Sevilla. Tiga tahun kemudian klub ini menjadi
finalis namun di kalahkan oleh AC Milan 4-0 di Stadion Camp Nou,
Barcelona.
Steaua adalah klub yang paling sukses dalam sejarah Rumania, dengan
memenangkan 23 kali gelar juara Liga Rumania. Mereka juga menjadi klub
Eropa Timur pertama yang memenangkan Liga Champions Eropa.
4. Hamburg SV (Nama lengkap: Hamburger Sport-Verein)
Merupakan
satu-satunya tim yang tidak pernah terdegradasi dan selalu bermain di
Liga Jerman sejak awal pembentukannya pada tahun 1963.
Masa keemasan Hamburg dialami pada pertengahan 1970-an hingga akhir
1980-an. Pada tahun 1976 mereka memenangkan DFB Pokal. Pada tahun
berikutnya, mereka juga memenangkan Piala Winners. Mereka gelar juara
Bundesliga pertama mereka pada tahun 1979. Kemudian, memenangkan
kejuaraan kejuaraan tersebut secara berturut-turut pada 1982 dan 1983.
Pada tahun 1983 itu pula, Hamburg memenangkan Liga Champions Eropa
dengan kemenangan 1-0 atas Juventus. Pemain legenda klub ini adalah
Felix Magath.
3. Celtic FC (Nama lengkap: The Celtic Football Club)
Pada 1967, Celtic menjadi tim Britania pertama yang memenangi Liga
Champions Eropa dengan mengalahkan Inter Milan di Final dengan skor 2-1 di Estádio Nacional, Lisbon. Sebelum kemenangannya yang bersejarah ini, tak satupun
klub Eropa Utara yang pernah memenangi turnamen ini.
Celtic memenangi
setiap kompetisi yang mereka ikuti pada musim itu: Liga Skotlandia,
Piala Scottish FA, Piala Liga Skotlandia, Piala Eropa, dan Piala
Glasgow. Selain prestasi tersebut, Celtic juga pernah memenangkan Liga
Skotlandia sebanyak 43 kali, Piala Skotlandia
sebanyak 35 kali dan Piala Liga Skotlandia sebanyak 14 kali.
2. Benfica (Nama lengkap: Sport Lisboa e Benfica)
Klub yang bermarkas di Lisboa, Portugal ini sudah pernah dua kali berturut-turut menjuarai Liga Champion Eropa pada tahun 1961
dan 1962 dengan mengandaskan 2 klub El Classico yaitu Barcelona dengan
skor 3-2 (1961) dan Real Madrid dengan skor 5-3 (1962). Benfica juga
tercatat telah menjadi runner-up sebanyak 5 kali di tahun-tahun
berikutnya.
Benfica adalah klub sepakbola paling sukses di kompetisi Portugal,
dengan 67 titel, dan klub Portugal kedua yang paling sukses secara
keseluruhan, dengan 70 titel. Secara internasional, Benfica adalah klub
Portugal pertama (dan satu-satunya) yang berhasil memenangkan Piala
Latin dan 2 Piala Eropa secara beruntun: 1960 dan 1961 (Piala Latin) dan
1961 dan 1962 (Liga Champions Eropa).
1. Nottingham Forest (Nama lengkap: Nottingham Forest Football Club)
Tentunya
masih banyak yang belum tahu klub ini bukan? Nottingham Forest
merupakan klub Sepak Bola Inggris yang berbasis di West Bridgeford ,
Nottingham yang saat ini bermain di Football League Championship (kasta
kedua di
Liga Inggris). Forest berdiri pada tahun 1865, dan sudah menempati City
Ground yang ditempatinya hingga saat ini sejak 1898.
Klub ini pernah dua kali memenangi Liga Champion secara berturut-turut pada tahun 1979, 1980 dengan mengalahkan Malmo FF (1979) dan Hamburg SV (1980)
Forest adalah anggota pendiri Aliansi Football pada tahun 1889 dan
bergabung dengan Football League pada tahun 1892. Forest pernah
memenangkan Piala FA pada 1898 dan 1959. Namun, masa keemasan mereka
berada di bawah pengelolaan Brian Clough, antara tahun 1975 dan 1993.
Selama kurun waktu tersebut, mereka memenangkan satu gelar liga , dua
kali berturut-turut Liga Champions Eropa dan empat
Piala Liga. Namun, sejak masa keemasannya lewat, prestasi Forest mulai
redup. Keikutsertaan mereka di Premier League berakhir pada tahun 1999.
Forest adalah satu-satunya klub yang pernah menjadi juara Champions
Eropa yang saat ini tidak sedang bermain di kasta teratas liga domestik.
sejarah liga champion eropa
_______________________________________________________________________
Liga Champions Eropa pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955/1956. Dan pencetus lahinrnya Liga Champions saat itu adalah sebuah majalah olahraga Perancis.
Trofi Liga Champions di beri gelar 'The Big Ears". Bentuk trofi yang pertama berbeda dengan yang sekarang. Hingga tahun 2012 ini, trofi Liga Champions sudah ada di versi yang ke 6.
Pertama kali digelar, nama kejuaraan ini adalah Piala Juara Klub Eropa (European Champions Club's Cup).
Sistem yang digunakan yaitu dua laga kandang dan tandang dengan sistem gugur. Tim yang mempunyai gol rata-rata (agregat) lebih tinggi akan maju ke babak selanjutnya.
Adapun pesertanya adalah juara-juara di liga Negara masing-masing serta juara bertahan.
Format Baru :
Mulai tahun 1992/1993 format mulai berubah. Sejak tahun itu, Liga Champions memiliki 3 babak kualifikasi. Satu babak kompetisi grup, dan 4 babak sistem gugur yang semuanya tadi dilaksanankan dengan pertandingan kandang dan tandang. Dan Final tetap satu pertandingan dimana tempat sudah lebih dulu ditetapkan oleh UEFA.
Untuk Diketahui :
Ada yang spesial bagi klub yang pernah juara Liga Champions sebanyak 5 kali (tidak berurut), atau 3 kali berturut-turut, di lengan kiri jerset tim tersebut akan tampak logo Liga Champions serta jumlah piala yang diraih.
Salah satunya Ajax Amsterdam, klub asal Belanda ini meraih gelar juara pada musim 1970/1971, 1971/1972 dan 1972/1973. Maka bisa dilihat dilengan kiri seragam tim Ajax terdapat logo Liga Champions, serta jumlah piala yang ia dapat.
Tim yang mendapat penghormatan spesial tersebut adalah : Real Madrid (juara 9 kali), AC Milan (Juara 7 (kali), Liverpool (juara 5 kali), Ajax Amsterdam (juara 71, 72 dan 73) serta Bayern Munchen (juara 74, 75 dan 76).
Real Madrid masih menjadi pengoleksi gelar juara Liga Champions terbanyak, yaitu dengan 9 titel juara, diikuti oleh AC Milan dengan 7 gelar juara. Kemudian ada Liverpool yang sudah meraih 5 gelar juara, Bayern Munchen, Ajax Amsterdam dan Barcelona 4 kali juara. Selanjutnya Manchester United dan Inter Milan dengan 3 titel juara Liga Champions.
Real Madrid juga menjadi tim yang pertama kali juara Piala Champions (1955/1956), dan bukan cuma itu, Real Madrid berhasil mempertahankan gelar juaranya sampai 5 musim berturut-turut.
Kehilangan gelar juara paling menyakitkan, alias kalah di final, menurut saya adalah yang di alami Bayern Munchen di final Liga Champions 1998/1999.
Di pertandingan final Liga Champions musim 98/99 tersebut berlangsung 26/05/199, jam 20.45 setempat, di Camp Nou, Barcelona. Saat itu Bayern Munchen unggul sejak menit ke 6 dari gol Mario Basler.
Pertandingan sudah masuk menit terakhir waktu normal. Dan keajaiban itu datang. Dalam waktu 2 menit di masa injury time, MU membalikkan keadaan. Gol Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solkjaer membuat semua tersentak kagum.
Keheningan melanda fans Munchen yang sebelumnya sudah sempat menyelakan kembang api. Bahkan Trofi Liga Champions yang sudah dibawa ke pinggir lapangan lengkap dengan hiasan pita abu-abu (untuk Munchen). Saat gol Manchester United yang kedua, Trofi pun bergegas dibawa kembali masuk untuk dihiasi pita merah putih (untuk MU). Dan kabarnya tulisan Manchester United di Trofi pun terlihat sedikit berantakan. Dan Manchester United resmi menjadi juara Liga Champions 98/99 dengan kemenangan 2-1 atas Bayern Munchen.
Sedangkan untuk peraih gelar juara terbanyak berdasarkan Negara adalah :
Liga Champions Eropa pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955/1956. Dan pencetus lahinrnya Liga Champions saat itu adalah sebuah majalah olahraga Perancis.
Trofi Liga Champions di beri gelar 'The Big Ears". Bentuk trofi yang pertama berbeda dengan yang sekarang. Hingga tahun 2012 ini, trofi Liga Champions sudah ada di versi yang ke 6.
Pertama kali digelar, nama kejuaraan ini adalah Piala Juara Klub Eropa (European Champions Club's Cup).
Sistem yang digunakan yaitu dua laga kandang dan tandang dengan sistem gugur. Tim yang mempunyai gol rata-rata (agregat) lebih tinggi akan maju ke babak selanjutnya.
Adapun pesertanya adalah juara-juara di liga Negara masing-masing serta juara bertahan.
Format Baru :
Mulai tahun 1992/1993 format mulai berubah. Sejak tahun itu, Liga Champions memiliki 3 babak kualifikasi. Satu babak kompetisi grup, dan 4 babak sistem gugur yang semuanya tadi dilaksanankan dengan pertandingan kandang dan tandang. Dan Final tetap satu pertandingan dimana tempat sudah lebih dulu ditetapkan oleh UEFA.
Untuk Diketahui :
Ada yang spesial bagi klub yang pernah juara Liga Champions sebanyak 5 kali (tidak berurut), atau 3 kali berturut-turut, di lengan kiri jerset tim tersebut akan tampak logo Liga Champions serta jumlah piala yang diraih.
Salah satunya Ajax Amsterdam, klub asal Belanda ini meraih gelar juara pada musim 1970/1971, 1971/1972 dan 1972/1973. Maka bisa dilihat dilengan kiri seragam tim Ajax terdapat logo Liga Champions, serta jumlah piala yang ia dapat.
Tim yang mendapat penghormatan spesial tersebut adalah : Real Madrid (juara 9 kali), AC Milan (Juara 7 (kali), Liverpool (juara 5 kali), Ajax Amsterdam (juara 71, 72 dan 73) serta Bayern Munchen (juara 74, 75 dan 76).
Real Madrid masih menjadi pengoleksi gelar juara Liga Champions terbanyak, yaitu dengan 9 titel juara, diikuti oleh AC Milan dengan 7 gelar juara. Kemudian ada Liverpool yang sudah meraih 5 gelar juara, Bayern Munchen, Ajax Amsterdam dan Barcelona 4 kali juara. Selanjutnya Manchester United dan Inter Milan dengan 3 titel juara Liga Champions.
Images : UEFA |
Real Madrid juga menjadi tim yang pertama kali juara Piala Champions (1955/1956), dan bukan cuma itu, Real Madrid berhasil mempertahankan gelar juaranya sampai 5 musim berturut-turut.
Kehilangan gelar juara paling menyakitkan, alias kalah di final, menurut saya adalah yang di alami Bayern Munchen di final Liga Champions 1998/1999.
Di pertandingan final Liga Champions musim 98/99 tersebut berlangsung 26/05/199, jam 20.45 setempat, di Camp Nou, Barcelona. Saat itu Bayern Munchen unggul sejak menit ke 6 dari gol Mario Basler.
Pertandingan sudah masuk menit terakhir waktu normal. Dan keajaiban itu datang. Dalam waktu 2 menit di masa injury time, MU membalikkan keadaan. Gol Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solkjaer membuat semua tersentak kagum.
Images : UEFA |
Keheningan melanda fans Munchen yang sebelumnya sudah sempat menyelakan kembang api. Bahkan Trofi Liga Champions yang sudah dibawa ke pinggir lapangan lengkap dengan hiasan pita abu-abu (untuk Munchen). Saat gol Manchester United yang kedua, Trofi pun bergegas dibawa kembali masuk untuk dihiasi pita merah putih (untuk MU). Dan kabarnya tulisan Manchester United di Trofi pun terlihat sedikit berantakan. Dan Manchester United resmi menjadi juara Liga Champions 98/99 dengan kemenangan 2-1 atas Bayern Munchen.
Daftar Juara Liga Champions 1955/1956 - 2011/2012
Daftar Final UEFA Champions League | ||||
Musim | Juara | Skor | Runner Up | Stadion |
2011/2012 | Chelsea | 1 - 1 4-3(p) |
Bayern Munchen | Allianz Arena, Jerman |
2010/2011 | Barcelona | 3 - 1 | Manchester United | Wembley, Inggris |
2009/2010 | Inter Milan | 2 - 0 | Bayern Munchen | Santiago Bernabeu, Spanyol |
2008/2009 | Barcelona | 2 - 0 | Manchester United | Olimpico, Italia |
2007/2008 | Manchester United | 1 - 1 6-5(p) |
Chelsea | Luzhniki, Rusia |
2006/2007 | AC Milan | 2 - 1 | Liverpool | Olimpiade, Yunani |
2005/2006 | Barcelona | 2 - 1 | Arsenal | Stade De France, Perancis |
2004/2005 | Liverpool | 3 - 3 3-2(p) |
AC Milan | Olimpiade Ataturk, Turki |
2003/2004 | Porto | 3 - 0 | Monaco | Arena Aufschalke, Jerman |
2002/2003 | AC Milan | 0 - 0 3-2(p) |
Juventus | Old Trafford, Inggris |
2001/2002 | Real Madrid | 2 - 1 | Bayer Leverkusen | Hampden Park, Skotlandia |
2000/2001 | Bayern Munchen | 1 - 1 5-4(p) |
Valencia | San Siro, Italia |
1999/2000 | Real Madrid | 3 - 0 | Valencia | Stade De France, Pearncis |
1998/1999 | Manchester United | 2 - 1 | Bayern Munchen | Camp Nou, Spanyol |
1997/1998 | Real Madrid | 1 - 0 | Juventus | Amsterdam Arena, Belanda |
1996/1997 | Borossia Dortmund | 3 - 1 | Juventus | Olimpidae, Jerman |
1995/1996 | Juventus | 1 - 1 4-2(p) |
Ajax Amsterdam | Olimpiade, Italia |
1994/1995 | Ajax Amsterdam | 1 - 0 | AC Milan | Ernst Happel, Austria |
1993/1994 | AC Milan | 4 - 0 | Barcelona | Olimpiade, Yunani |
1992/1993 | Marseille | 1 - 0 | AC Milan | Olimpiade, Jerman |
1991/1992 | Barcelona | 1 - 0 | Sampdoria | Wembley, Inggris |
1990/1991 | Red Star Belgrade | 0 - 0 5-3(p) |
Marseille | San Nicola, Italia |
1989/1990 | AC Milan | 1 - 0 | Benfica | Prater, Austria |
1988/1989 | AC Milan | 4 - 0 | Steaua Bucuresti | Camp Nou, Spanyol |
1987/1988 | PSV Eindhoven | 0 - 0 6-5(p) |
Benfica | Necskar, Jerman |
1986/1987 | Porto | 2 - 1 | Bayern Munchen | Prater, Austria |
1985/1986 | Steaua Bucuresti | 0 - 0 2-0(p) |
Barcelona | Ramon Sanchez Pijzuan, Spanyol |
1984/1985 | Juventus | 1 - 0 | Liverpool | Brussels, Belgia |
1983/1984 | Liverpool | 1 - 1 4-2(p) |
AS Roma | Olimpiade, Italia |
1982/1983 | Hamburg SV | 1 - 0 | Juventus | Olimpiade, Yunani |
1981/1982 | Aston Villa | 1 - 0 | Bayern Munchen | De Kuipp, Belanda |
1980/1981 | Liverpool | 1 - 0 | Real Madrid | Parc de Princes |
1979/1980 | Nottingham Forest | 1 - 0 | Hamburg SV | Santiago Bernabeu, Spanyol |
1978/1979 | Nottingham Forest | 1 - 0 | Malmo FF | Olimpiade, Jerman |
1977/1978 | Liverpool | 1 - 0 | Club Brugge | Wembley, Inggris |
1976/1977 | Liverpool | 3 - 1 | Borussia Monchengladbach | Olimpiade, Italia |
1975/1976 | Bayern Munchen | 1 - 0 | Saint-Etienne | Hampden Park, Skotlandia |
1974/1975 | Bayern Munchen | 2 - 0 | Leeds United | Parc Des Princes, Perancis |
1973/1974 | Bayern Munchen | 1 - 1 | Atletico Madrid | Haysel, Belgia |
Laga Ulang | Bayern Munchen | 4 - 0 | Atletico Madrid | Haysel, Belgia |
1972/1973 | Ajax Amsterdam | 1 - 0 | Juventus | Red Star, Yuguslavia |
1971/1972 | Ajax Amsterdam | 2 - 0 | Inter Milan | De Kuipp, Belanda |
1970/1971 | Ajax Amsterdam | 2 - 0 | Panathinaikos | Wembley, Inggris |
1969/1970 | Feyenoord | 2 - 1 | Glasgow Celtic | San Siro, Italia |
1968/1969 | AC Milan | 4 - 1 | Ajax Amsterdam | Santiago Bernabeu, Spanyol |
1967/1968 | Manchester United | 4 - 1 | Benfica | Wembley, Inggris |
1966/1967 | Glasgow Celtic | 2 - 1 | Inter Milan | National, Portugal |
1965/1966 | Real Madrid | 2 - 1 | Partizan | Heysel, Belgia |
1964/1965 | Inter Milan | 1 - 0 | Benfica | San Siro, Italia |
1963/1964 | Inter Milan | 3 - 1 | Real Madrid | Prater, Austria |
1962/1963 | AC Milan | 2 - 1 | Benfica | Wembley, Inggris |
1961/1962 | Benfica | 5 - 3 | Real Madrid | Olimpiade, Belanda |
1960/1961 | Benfica | 3 - 2 | Barcelona | Wankdorf, Swiss |
1959/1960 | Real Madrid | 7 - 3 | Eintracht Frankfurt | Hampden Park, Skotlandia |
1958/1959 | Real Madrid | 2 - 0 | Stade De Reims | Necskarstadion, Jerman |
1957/1958 | Real Madrid | 3 - 2 | AC Milan | Heysel, Belgia |
1956/1957 | Real Madrid | 2 - 0 | Fiorentina | Santiago Bernabeu |
1955/1956 | Real Madrid | 4 - 3 | Stade De Reims | Parc Des Princes, Perancis |
Sedangkan untuk peraih gelar juara terbanyak berdasarkan Negara adalah :
- Spanyol (13 Juara)
- Italia (12 Juara)
- Inggris (12 Juara)
- Jerman (6 Juara)
- Belanda (6 Juara)
- Portugal (4 Juara)
- Perancis (1 Juara)
- Rumania (1 Juara)
- Yugoslavia (1 Juara)
- Skotlandia (1 Juara)
Langganan:
Postingan (Atom)